Selasa, 25 Mei 2010

Laporan Planktonologi phytoplankton I

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Dalam perairan laut ditemukan berbagai macam spesies kehidupan bawah laut yang menakjubkan. Lautan dan samudera memiliki luas mencapai 70 % dari permukaan bumi. Wilayah yang sedemikian luasnya merupakan komponen penyumbang terhadap keberadaan dan keanekaragaman sumberdaya. Untuk itu plankton sebagai komponen dasar dalam suatu lingkungan laut dapat dijadikan parameter dalam pemantauan kualitas lingkungan perairan. Aspek yang dapat dilihat meliputi kuantitas dan kualitas plankton. Aspek kualitas meliputi pemahaman tentang plankton yang berkaitan dengan keberadaan jenis plankton yang menimbulkan bencana terhadap lingkungan sekitarnya atau terhadap manusia sebagai konsumen langsung organisme sebagai makanan. Aspek kuantitas meliputi pemahaman terhadap fungsi dan tingkat kemampuan perairan sebagai pendukung kehidupan organisme air. Pemahaman ini berhubungan erat dengan penilaian perairan yang berfungsi sebagai daerah perikanan potensial baik sebagai daerah penangkapan ikan maupun sebagai tempat budidaya laut.

Dalam sumber daya perairan dapat ditentukan tinggi rendahnya tingkat potensial berdasarkan tingkat produktivitas suatu perairan yang dilatar belakangi oleh kajian fisik, kimiawi maupun hayati. Sedangkan plankton adalah termasuk dalam kajian fisik hayati. Dimana plankton bertindak produser utama dari bahan - bahan anorganik, melalui proses fotosintesa, dan pada beberapa biota bertindak sebagai konsumer tingkat pertama pada jaring - jaring makanan di perairan.

Berubahnya fungsi perairan sering disebabkan oleh perubahan struktur dan nilai kuantitatif plankton. Perubahan ini dapat disebabkan oleh karena kegiatan ala maupun manusia, seperti adanya signifikasi konsentrasi unsur hara secara sporadis sehigga dapat menimbulkan peningkatan nilai nilai kuantitas plankton melampaui batas normal yang dapat ditolerir oleh organisme lain. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa kematian massal organisme perairan akibat persaingan penggunaan oksigen terlarut seperti yang terjadi pada periairan dunia dan beberapa perairan Indonesia.


1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah dengan adanya praktikum planktonologi ini praktikan diharapkan dapat:
1. Mengetahui Bentuk dan jenis dari fitoplankton
2. Mengetahui ciri-ciri dari fitoplankton yang ditemukan
3. Dapat membedakan fitoplankton dan zooplankton
4. Agar mahasiswa yang melakukan praktikum mengetahui bagaimana cara melihat atau mengamati plankton dari mikroskop.
5. Agar mahasiswa yang melakuakn praktikum mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi species Plankton
6. Agar mahasiswa yang melakukan praktikum mengetahui dan bisa melakukan
klasifikasi Plankton.

1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat membedakan zooplankton dan fitoplankton
2. Dapat mengetahui klasifikasi dan ciri-ciri dari plankton
3. Mahasiswa mengerti tentang cara mengidentifikasi plankton


1.4 WAKTU DAN LOKASI
Waktu : 11.20 – 12.30
Tanggal : 19 Mei 2010
Tempat : Laboratorium Ilmu Kelautan, Tembalang.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plankton
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang ambing oleh arus air. Mereka terdiri dari makhluk hidup sebagai hewan (zooplankton) ataupun sebagai tumbuhan (fitoplankton).Kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan sangat lemah daya renangnya dinamakan plankton. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan-gerakan air. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni : fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesisi; dan zooplancton ahila hewa-hewan laut yang planktonik. (Nybbaken,1982)Arinardi, dkk (1997) mengelompokkan plankton berdasarkan ukuran, habitat, serta daur hidupnya. Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dapat di lihat pada tabel.1. (Dussart, 1965 dalam Omori Ikeda, 1984).















Tabel. 1. Pengelompokkan plankton berdasarkan ukurannya.
Kelompok Ukuran Biota utama
Plankton non-net*
Ultrananoplankton
Nanoplankton
Mikroplanton


Plankton net*
Mesoplankton
Makroplankton

Mikronekton

Megaloplankton
2 m
2 – 20 m
20 – 200 m



200 m – 2 mm
2 – 20 mm

20 – 200 mm

20 mm
Bakteria
Fungi, Flagellata, dan Diatom kecil
Sebagian besar fitoplankton, Foraminifera, Ciliata, Rotifera , dan Nauplius Copepoda

Cladocera, Copepoda, dan Larvaceae
Pteropoda, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha.
Chepalopoda,Euphausiid, Sargestid, Myetopid.
Scyphozoa, Thaliaceae .

Masih ada dua isilah lagi bagi plankton, yaitu yang bersangkut-paut dengan daur hidup organisme planktonik. Suatu organisme akuatik yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik termasuk golongan holoplankton. Kemudian, meroplankton ialah organisme-organisme akuatik yang hanya sebagian dari daur hidupnya bersifat plantonik. Termasuk dalam golongan meroplankton ialah berbagai larva hewan laut yang pada stadium dewasa hidup sebagai bentos atau nekton. (Nybbaken,1982)

Pengelompokan plankton berdasarkan habitat adalah sebagai berikut:
A Plankton bahari (haliplankton)
a. Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.
b.Plankton neritik: plankton yang hidup diatas paparan benua (mulutsungai, perairan pantai, dan perairan lepas pantai).
c.Plankton air payau : plankton yang hidup di perairan salinitas rendah (0,5 – 30 ).
B. Plankton air tawar (limnoplankton)

Semua plankton yang hidup di perairan dengan selinitas kurang dari 0,5 Sedangkan pengelompokkan plankton berdasarkan daur hidupnya adalah sebagai berikut :
A. Plankton tetap (holoplankton)
Biota yang seluruh daur hidupnya dilalui sebagai plankton.
Contoh : Chaetognatha dan Copepoda.
B. Plankton sementara (meroplankton)
Biota yang sebagian hidupnya dilalui sebagai plankton, misalnya pada stadia telur dan larva berbagai jenis ikan, cumi dan kerang kerangan.

2.2. FITOPLANKTON DI PERAIRAN
2.2.1. PENGERTIAN
Phytoplankton adalah termasuk bentuk biota tanaman ; dimana bentuk biota tanaman tersebut bersifat autotrophic dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan pakan di permukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan makanan secara langsung dari karbon dioksida dan larutan garam di laut( Newell and Newell , 1977 ). Menurut Sachlan ( 1982 ) dan Arinardi dkk ( 1997 ) yang dimaksud dengan phytoplankton adalah plankton nabati. Selanjutnya Sumich dan Dudley ( 1992 ) mendefinisikan phytoplankton adalah biotra mikroskopik, mengapung bebas dan merupakan produser primer. Lebih lanjut ditambahkan bahwa phytoplankton adalah biota laut photosintetik, sebagai produser primer ekosistem laut, dan berada pada rantai pertama dari jaring – jaring makanan.
Klasifikasi dari Fitoplankton menurut Sze ( 1986 ) dan Boney ( 1989 ) adalah sebagai berikut :


Kingdom : Plantae

Divisi : Cyanophyta

Klas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Species : Chroococcus turgidus
Ordo : Chamaesiphonales
Ordo : Nostocales
Species : Gloeocapsa sp.
Species : Merismopedia sp.
Species : Microcystis sp.

Divisi : Chlorophyta

Klas : Chlorophyceae
Genus : Chlamydomonas
Genus : Haematococcus
Genus : Coccomonas
Genus : Pteromonas
Species : Ankistrodesmis falcatus
Species : Scenedesmus quadricauda
Species : Dictyosphaerium pulchellum
Species : Pediastrum boryanum
Species : Hydrodictyon reticulatum
Genus : Spirotaenia
Genus : Xanthidium
Genus : Micrasterias

Klas : Prasino / Haptophyceae
Species : Pyramimonas grossi
Species : Platymonas convolutae
Species : Halosphaera viridis

Divisi : Chrysophyta

Klas : Chrysophyceae
Genus : Mallomonas
Genus : Uroglena
Species : Dictyocha speculum



Klas : Prymnesiophyceae
Genus : Chrysochromulina
Genus : Hymenomonas
Genus : Emiliana
Species : Phaeocystis pouchettii

Klas : Bacillariophyceae /
Diatomophyceae
Species : Coscinodiscus grani
Genus : Lithodesmium
Species : Biddulphia rhombus
Genus : Rhizosolenia
Genus : Cymbella
Genus : Thalassiosira
Genus : Stephanopyxis
Genus : Cyclotella
Species : Skeletonema costatum

Divisi : Pyrrophyta / Dynophyta

Klas : Dynophyceae
Species : Prorocentrum micans
Species : Exuviella marina
Genus : Gymnodinium
Species : Ceratium tripos
Species : Ceratium hirundinella
Species : Protoperidinium leonis
Genus : Dinophysis

Divisi : Cryptophyta

Klas : Cryptophyceae
Genus : Cryptomonas

Divisi : Euglenophyta

Klas : Euglenophyceae
Genus : Euglena

2.2.2 MORPHOLOGY
Sedangkan untuk mengidentifikasi morfologi plankton didasarkan pada beberapa karakteristik sel tertentu yaitu:
1.Bentuk sel ; konstan atau bervariasi dan fleksibilitas sel berkaitan erat dengan bentuk dinding sel.
2.Dimensi sel ; pengukuran berdasarkan pada ukuran sel dengan menggunakan skala mikrometer.
3.Dinding Sel. Berdasarkan kandungan bahan dinding sel. Bahan organik pectin pada dinding sel dapat diketahui dengan menggunakan larutan Ruthenium Merah, dimana pada larutan sel tersebut akan membentuk lapisan berwarna Merah Jambu.Plankton algae banyak memiliki dinding sel bermineral. Diatom memiliki dinding sel dari Silika ( SiO2 ), terkadang dengan model permukaan yang cukup komplek.Pada plankton alga coklat, dinding luarnya tersusun dari silika atau kalsium karbonat ( CaCO3 ). Meskipun demikian untuk mengetahuinya haruslah digunakan mikroskop skaning elektron atau mikroskop transmisi.Pada plankton coklat dan hijau yang berflagella, permukaan dinding luarnya tersusun oleh model cangkang bahan organik yang komplek pula. Untuk mengetahuinya harus digunakan mikroskop skaning elektron .Penggunaan mikroskop elektron menjadi essensial, karena pada penentuan beberapa species dan genus berdasarkan kepada penampakan permukaan cangkang luar.Pada euglenoida berflagella, modifikasi yang terjadi pada membran plasma menyebabkan cangkang luar berbentuk pellicle. Theca adalah membran mati yang telah terpisah dari membran plasma. Struktur dinding sel mempuntai bentuk mendekati polysakarida glycocalyx.
4.Lapisan Mucilage ; lapisan ini adalah kelanjutan dari sistem dinding sel yang hanya akan dapat diketahui bila sel atau koloni sel ditempatkan pada suspensi tinta cina. Kloroplast dapat juga mengandung bahan PYRENOID, yaitu proteinaceous yang tidak berpigmen.Kloroplast merupakan tempat penyimpanan semua bahan. Pada plankton hijau, kloroplast merupakan tempat penyimpanan karbohidrat.

5.Kloroplast ; tiga hal yang harus diperhatikan yaitu : warna, jumlah dan bentuk. Warna adalah ekspresi dari kandungan pigmen. Kloroplast adalah organe yang sangat peka terhadap cahaya di mana akan membantu orientasi sel. Kloroplast dapat juga mengandung bahan pyrenoid yaitu proteinaceous yang tidak berpigmen. Kloroplast merupakan tempat penyimpanan semua bahan.
6.Flagella ; hal-hal penting dari keberadaan flagella pada sel adalah : jumlahnya pada setiap sel, titik insersi atau penempelan pada sel, panjang relatif bila jumlahnya lebih dari satu, keberadaan atau ketiadaan ujung yang pecah dan mati atau bagian ujung yang tumbuh seperti rambut, dan keberadaan organ tambahan serupa dengan flagella yang di sebut dengan haptonema, seperti pada Cryptophyceae.
7.Substansi/bahan cadangan ; Karbohidrat, minyak / lemak dan chrysolaminarin adalah bahan – bahan utama pada sel phytoplankton. Karbohidrat dan chrysolaminarin adalah polysakarida yang secara kimiawi terstruktur bebas. Karbohidrat adalah percampuran antara -1,4-ikatan glukan dan -1,6-ikatan glukan. Chrysolaminarin adalah -1,3-ikatan glukan. Karbohidrat alga hijau dari Class Chlorophyceae memberikan warna biru gelap pada reaksi dengan iodine sebagaimana pada tanaman tingkat tinggi. Karbohidrat cadangan pada Class Prasinophyceae memberikan warna merah coklat pada reaksi dengan iodine.Bahan cadangan pada Euglenoidae berflagella termasuk kedalam alga hijau, adalah paramylon yang merupakan ikatan -1,3-ikatan glukan yang cukup solid. Chrysolaminarin adalah bahan cadangan utama pada phytoplankton alga coklat, dan merupakan suatu larutan yang tersimpan pada vacuola dalam sel. Hal tersebut merupakan bahan cadangan yang cukup kaya pada tanaman uniselluler.
Alga hijau biru mempunyai bahan cadangan yang cukup bervariasi seperti :

a. glycogen berbentuk seperti telur atau batang,
b. globula lemak,
c. granula / butiran Cyanophycin ( polipeptida dari asam aspartik dan arginik )
d. polyphosphat
e. polyhedral semi-kristaline / carboxysomes, yang merupakan bentuk cadangan dari ribulose-1, 5-biphosphate carboxylase ( RuBPA-Case ), enzym yang berperanan penting pada proses fotosintesa.
8.Bentuk-bentuk yang lain ; ada beberapa kelas biota tertentu, terdapat beberapa hal tambahan yang harus diamati yaitu : vokuola sel, trichocyst (butir-butir memanjang berukuran kecil yang dikeluarkan oleh sel, meskipun sel mempunyai bentuk berbuku-buku atau panjang meruncing).

Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa dilaut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan mereka termasuk filum Chrysophyta yakni alga hijau kuning yang meliputi diatom dan kokolitofor. Selain itu terdapat jenis alga biru – hijau (Cyanophyta), alga coklat (Phaerophyta) dan satu kelompok besar dari dinoflagelta. Diatom merupakan produsen primer yang terbanyak. Mereka terdapat disemua bagian lautan, tetapi teramat melimpah didaerah permukaan dan dilintang tinggi, dimana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini umumnya dinamakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran yang sangat beranekaragam, dari beberapa micrón sampai beberapa milimeter. Kerangka silikonnya menunjukkan bebtuk – bentuk dan pola – pola rumit dan halus. (Kasijan & Juwana, 1999)

Klasifikasi plankton flora dan fauna didasarkan kepada siklus hayati yang memang berbeda nyata. plankton terbagi menjadi phytoplankton dan zooplankton. Kasijan Romimohtarto ( 1984 ) menyatakan bahwa plankton nabati atau phytoplankton yang terdiri dari tumbuh - tumbuhan atau tumbuh - tumbuhan yang hidup sebagai plankton. Selanjutnya dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan plankton hewani atau zooplankton adalah plankton yang terdiri dari binatang - binatang atau binatang - binatang yang hidup sebagai plankton. Bougis (1974) menjelaskan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan zooplankton atau ”plancton animal, est constitué par l’ensemble des organismes hétérotrophes à nutrition animale, qui, ne pouvant synthétiser leur subtance organique, l’obtiennent du milieu extérieur par absorption de particules, vivantes ou non ( phagotrophie )” yang berarti plankton hewani yang terdiri dari sejumlah biota heterotrof sampai dengan fauna nutritif yang tidak mampu mensintesa substansi organik dimana diperoleh dari lingkungan luar disekitarnya dengan mengabsorpsi partile, baik hidup maupun tidak ( phagotropi ). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa sifat heterotropik zooplankton akan berlawanan dengan sifat autotrof dari phytoplankton.




























BAB III
MATERI DAN METODE

ALAT DAN BAHAN :
 Sampel Plankton yang telah diawetkan
 Mikroskop
 Preparat
 Alat Tukis
 Buku pedoman bentuk dan Nama plankton

CARA KERJA :
• Masukkan sampel plankton yang telah diawetkan kedalam preparat dan tutup dan diusahakan tidak ada gelembung udara di dalam preparat
• Letakkan preparat di meja objek dan amati dengan mikroskop
• Gambar penamapakan bentuk fitoplankton
• Tentukan nama genus dari plankton yang diamati dengan melihat pada buku pedoman bentuk dan nama plankton







BAB IV
HASIL

4.1 GAMBAR
4.1.1 Oscillatoria


4.1.2 Pleurosigma


4.1.3 Gyrosigma


4.1.4 Nitzschia


4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Oscillatoria
Kingdom : Plantae
Divisi : Chyanophyta
Kelas : Chyanophyceae
Bangsa : Oscillatoriales
Suku : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Oscillatoria adalah genus cyanobacteria berbentuk benang yang diberi nama untuk osilasi di dalam gerakannya. Filamen di koloni-koloni dapat geser bolak-balik terhadap satu sama lain sampai seluruh massa diorientasikan untuk sumber cahayanya. Hal ini umumnya ditemukan di perairan-palung air, dan terutama biru-hijau atau coklat-hijau. Oscillatoria adalah organisme yang mereproduksi oleh fragmentasi. Oscillatoria bentuk filamen panjang sel yang dapat masuk ke fragmen disebut hormogonia. hormogonia dapat tumbuh menjadi filamen, baru lagi. Breaks pada filamen biasanya terjadi di mana sel-sel mati (necridia) yang hadir. Oscillatoria menggunakan fotosintesis untuk bertahan hidup dan bereproduksi.

4.2.2 Pleurosigma
Kingdom : Plantae
Divisi:Bacillariophyta
Kelas:Bacillariophyceae
Bangsa:Pennales
Suku:Naviculaceae
Genus : Pleurosigma

Pleurosigma adalah genus diatom mengukur 5-10 im panjang. Pleurosigma adalah genus diatom mengukur 5-10 im panjang.
Diatom (juga dikenal sebagai bacillarioficee) ganggang mikroskopis ditandai oleh dinding sel silika, secara struktural mirip dengan cangkang kerang kerang. Diatom (Juga Dipanggil bacillarioficee) ditandai oleh ganggang mikroskopis dengan dinding sel silika, secara struktural mirip dengan cangkang kerang kerang. dinding ini sebenarnya dibangun sebagai kotak (peti mati) dengan tutupnya (epiteca) dan latar belakang (hipotek), juga disebut valVario wajah. dinding ini sebenarnya dibangun sebagai kotak (peti mati) dengan PERUSAHAAN tutup (epiteca) dan Latar Belakang Its (mortgage) valVario Disebut Juga wajah. Reproduksi biasanya oleh pembelahan sel. Biasanya Reproduksi adalah dengan pembelahan sel. Epiteca dan hipotek yang terpisah dan masing-masing sel anak, menerima setengah dari kulit asli, mengeluarkan setengah hilang, sedikit lebih kecil, yang cocok dalam tertua. Epiteca dan hipotek dan dipisahkan Setiap sel anak, menerima setengah dari kulit asli, disekresi setengah hilang, Sedikit lebih kecil, yang cocok Dalam The Terlama. Berturut-sel divisi yang mengarah ke pembentukan sel anak yang lebih kecil dan lebih kecil hingga mencapai ukuran minimum. Berturut-sel divisi yang mengarah ke pembentukan sel anak yang lebih kecil dan lebih kecil hingga mencapai ukuran minimum. Secara berkala, reproduksi seksual menghasilkan ukuran sel membentuk originaria.Per dan ekologi, yang diatom dibagi menjadi menyirip dan centric. Secara berkala, reproduksi seksual menghasilkan ukuran sel membentuk originaria.Per dan ekologi, diatom adalah Terbagi menjadi menyirip dan sentris. Sementara centric diatom biasanya koloni berbentuk benang yang hidup dalam suspensi, kebanyakan diatom menyirip hidup sebagai sel tunggal dalam sedimen dasar laut. Biasanya sementara centric diatom adalah koloni berbentuk benang itu tinggal di suspensi, sebagian besar diatom menyirip hidup sebagai sel tunggal dalam sedimen dari Dasar laut. Dinding, terutama terdiri dari silika, juga mengandung sejumlah selulosa. Dinding, yang terdiri dari silika Terutama, Juga berisi 'dalam jumlah tertentu selulosa. sitoplasma berisi klorofil, namun keberadaan pigmen lain (terutama xanthophylls kuning) memberikan organisasi-organisasi ini gambar berwarna cokelat keemasan terlihat direproduksi di dalam sel. sitoplasma berisi Klorofil, Tapi Kehadiran pigmen lainnya (Terutama xanthophylls kuning) Organisasi ini memberikan gambar berwarna cokelat keemasan terlihat direproduksi di dalam sel.
4.2.3 Gyrosigma
Kingdom : Plantae
Divisi:Bacillariophyta
Kelas:Bacillariophyceae
Bangsa:Pennales
Suku:Naviculaceae
Genus : Gyrosigma
Para wakil adalah sel tunggal yang besar. Mereka memiliki cangkang silika khas Kiesalgen dua counter. Mereka memiliki cangkang silika khas Kiesalgen dua counter. Mengingat mangkuk shell mereka sigmoid, yaitu pada kedua ujung membungkuk ke arah yang berlawanan. Mengingat mangkuk shell mereka sigmoid, yaitu pada kedua ujung membungkuk ke arah yang berlawanan. Di sisi mereka melihat empat persegi panjang. Di sisi mereka melihat empat persegi panjang. Kedua plastida per sel yang memanjang, pelat berbentuk dan berbaring di tali sabuk. Kedua plastida per sel yang memanjang, pelat berbentuk dan berbaring di band korset. Pada bagian dalam plastida duduk beberapa pyrenoids. Pada bagian dalam plastida duduk beberapa pyrenoids. Inti duduk di tengah sel. Inti duduk di tengah sel. Keduanya memiliki kulit rafe dan di tengah-tengah titik yang sangat halus. Kedua kerang ada di tengah rafe dan tusukan sangat halus. Sel-sel dapat creep. Sel-sel dapat creep. Jarang, beberapa sel bersama-sama dalam tabung lendir. Jarang, beberapa sel bersama-sama dalam tabung lendir. Sel-sel adalah 60-180 mikrometer panjang. Sel-sel adalah 60-180 mikrometer panjang.





4.2.4 Nitzschia
Kingdom : Plantae
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku : Nitzschiaceae
Genus : Nitzschia

Nitzschia adalah pennate laut umum diatom . Dalam literatur ilmiah genus ini kadang-kadang disebut Nitzchia, takson ini memiliki banyak spesies dijelaskan, yang semua memiliki morfologi yang serupa. Nitzschia kebanyakan ditemukan di perairan lebih dingin, dan berhubungan dengan kedua Kutub Utara dan Antartika kutub es laut dimana sering ditemukan menjadi diatom dominan. frigida ditemukan tumbuh pesat bahkan pada temperatur antara -4 dan -6 derajat Celcius . Beberapa spesies Nitzchia juga extremophiles oleh penyok toleransi tinggi salinitas , misalnya, beberapa halophile Nitzchia spesies ditemukan di Pans Makgadikgadi di Botswana .














V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Plankton dibedakan menjadi 2 bagian yang besar yaitu zooplankton dan fitoplankton
2. Keberadaan fitoplanton merupakan faktor penting terhadap kehidupan di laut karena berperan sebagai produsen primer.
3. Genus yang diperoleh dari hasil pengamatan yang diperoleh dibawah mikroskop meliputi Ceratium, Surirella, Nitzshia, Gloeotrichia, dan Oscillatoria.
4. Ceratium merupakan genus dari Gymnodinium yang berbentuk sel tunggal. Ceratium hidup di air laut atau air tawar.
5. Nitzschia merupakan klass dari Bacillariophyceae, dimana berasal dari kata bacil yang berarti batang.
6. Oscillatoria merupakan phytoplankton yang berbentuk seperti serabut halus yang tidak teratur dan saling mengikat.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan di ajak dalam proses pengambilan sampel sehingga dapat mengetahui habitat dari fitoplankton tersebut.
2. Sebaiknya praktikan di jelaskan dulu prosedur sebelum pengamatan dibawah mikroskop dilakukan











DAFTAR PUSTAKA

K.-H. Linne von Berg, K. Hoef-Emden, B. Marin, M. Melkonian: Der Kosmos-Algenführer. Linne von Berg, K. Hoef-Emden, B. Marin, M. Melkonian: The-alga pemimpin Kosmos. Die wichtigsten Süßwasseralgen im Mikroskop . Yang paling penting alga air tawar di mikroskop. Kosmos, Stuttgart 2004, S. 232, ISBN 3-440-09719-6 Kosmos, Stuttgart 2004, hal 232, ISBN 3-440-09719-6

Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan

Newell, C.E & Newell, R.C., 1977. Marine Plankton. Hutchinson & Co. 231p

Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta Gramedia

Press Bougis, P., 1974. Ecologie du Plancton Marin. Masson et Ed., 200p.

Romimohtarto, Kasijan. 1999. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut Jakarta LIPI.

Sachlan, M. 1998. Planktonologi. Semarang UNDIP

Migrasi Plankton

MIGRASI PLANKTON
KONSEP DAN PEMAHAMAN TENTANG MIGRASI

Harden Jones (1968) diakui tiga jenis "gerakan migrasi": hanyut dengan arus, gerakan berpengerak acak dan gerakan berpenggerak berorientasi. Dalam makalah Harden kemudian Jones (1984) menyatakan: "Saya menggunakan kata migrasi dalam arti datang dan pergi dengan musim secara teratur". Gerking (1953) mendefinisikan konsep "merpati" sebagai "kembali ke tempat yang sebelumnya ditempati bukannya pergi ke tempat-tempat yang sama kemungkinan lain". Homing dikenal menjadi fitur penting dari migrasi stok ikan banyak.
Untuk tujuan penilaian stok ikan, penjelasan tentang mengapa ikan bermigrasi adalah penting. Yang penting adalah untuk mengetahui di mana ikan yang berada di sepanjang tahun.

Dalam panduan ini kita akan melihat migrasi terutama sebagai sumber dari penyimpangan. Migrasi di sini didefinisikan sebagai "semua jenis gerakan sistematis individu milik saham" (bdk. definisi bias diberikan dalam Bagian 7.1). Gerakan migrasi acak tidak dianggap dalam konteks ini karena kita hanya tertarik pada jenis seperti migrasi yang menciptakan ketidakpastian untuk program sampling frekuensi panjang. Jika ikan bergerak secara acak gerakan tidak akan mengubah probabilitas relatif menjadi sampel. Perbedaan antara gerakan-gerakan acak dan gerakan sistematis tidak jelas. Ikan dapat mengalami konsentrasi makanan dengan bergerak secara acak, dan oleh gerakan acak tetap di sana sampai makanan hampir habis. Jika pergerakan item makanan sistematis (misalnya, ditentukan oleh arus dan fitur oseanografi sistematis), kami akan mempertimbangkan gerakan di atas digambarkan sebagai migrasi makan, meskipun itu terdiri dari pergerakan acak.
Migrasi juga ditandai dengan menjadi diprediksi, misalnya, untuk beberapa saham kami dapat memprediksi dimana waktu dan tempat konsentrasi tinggi dapat ditemukan.
Migrasi vertikal pola makan plankton mengacu pada pola pergerakan organisme laut yang hidup pada zona fotik yang dilakukan setiap hari. Kata pola makan berasal dari bahasa latin dies (hari) yang berarti periode 24 jam. Organisme yang menunjukkan pola perilaku dari berbagai ukuran mikroskopis plankton sampai pada ukuran yang lebih besar yaitu nekton, seperti ikan. Organisme umumnya melakukan migrasi vertikal pola makan sebagai respon dari adanya ketidakstabilan dari suatu ekologis (sumber, mangsa, predator) di zona pelagis.
Dalam kasus fitoplankton autotrof, sementara cahaya untuk fotosintesis menurun secara eksponensial dari permukaan laut, ketersediaan nutrisi biasanya meningkat ke kolom air pada malam hari untuk mendapatkan nutrisi, tetapi kembali ke permukaan selama siang hari.
Sebaliknya, organisme zooplankton heterotrof dan hewan-hewan yang lebih besar tidak memerlukan cahaya untuk pertumbuhan (meskipun beberapa mixotrops memiliki endosimbion yang memerlukan cahaya. Namun, dalam melakukan migrasi menuju permukaan dilakukan juga pada waktu senja, dimana mangsa mereka paling banyak. Mereka mungkin rentan terhadap predator yang lebih besar yang bisa memangsa dengan penglihatannya. Akibatnya, beberapa melakukan pola migrasi vertikal berlawanan pola makan, bepergian ke permukaan pada malam hari untuk memberi makan, kemudian turun ke kedalaman lebih gelap, lebih aman di siang hari.
Selain menghindari predator, perairan yang lebih dalam juga lebih dingin. Selama periode ketika makanan relatif langka (yaitu jauh dari mekar musim semi ), kunjungan ke perairan ini suhu yang lebih rendah memperlambat metabolisme organisme, yang memungkinkan mereka untuk hidup di bawah makanan asupan.
Berikut pola migrasi plankton :

1 Berdasarkan Sebaran Horizontal
Plankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi:
a. Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5¬10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.
b. Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.
Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.
2. Berdasarkan Sebaran Vertikal
Plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi:
a. Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium (Gambar 10.), yang merupakan sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.
b. Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.
c. Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.
Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops (Gambar 13) dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica (Gambar 13) termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.

Senin, 24 Mei 2010

Planktonologi

PROTOZOA
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.

Gambar 1
Paramecium
A. Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada
pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
makanan untuk ikan dan hewan lainnya.


B. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada
pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini
sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga
koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.

Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia
(kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak
dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan
ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun
manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.


Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of
Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora,
Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada
klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi
lima kelas.

Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,
Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota
kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.
Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan
genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok
Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.


C. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa
dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata
pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis
protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti
membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.
Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara
perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara
aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.
Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli
asalkan inti selnya tetap ada.


D. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang
bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola
besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,
kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam
sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah
yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanandengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian
dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

Renang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebanyakan orang senang berada di sekitar air, maka kamu perlu mengetahui bagaimana cara berenang sebagai ukuran keselamatan. Berenang adalah suatu contoh olahraga yang sempurna, untuk kesenangan, dan untuk aktivitas kebugaran, dan terbuka bagi semua orang. Anak-Anak, kakek dan nenek mereka, atlit, wanita-wanita hamil, mereka yang cacat: Semua orang dapat mendapatkan sesuatu yang berpengaruh baik bagi pikiran atau badan di dalam suatu lingkungan air.Tetapi, di atas semuanya, " BERENANG ADALAH KESENANGAN - NIKMATI ITU ". Memenuhi Kebutuhan Semua orang!
Oleh karena itu pada kesempatan ini saya sebagai penyusun makalah ini ingin memberi sedikit informasi tentang renang, semoga bermanfaat bagi pembaca.

1.2 Tujuan
Berenang adalah suatu olahraga yang memberikan kebugaran yang baik sekali kepada kesehatan badan dan jasmani. Oleh karena itu diharapkan makalah ini dapat menambah informasi bagi yang ingin belajar berenang.
















BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pemanasan
Sebelum Anda masuk ke kolam renang, alangkah baiknya jika Anda melakukan pemanasan lebih dahulu. Ada pun pemanasan yang biasa dilakukan:
a. Peregangan kepala
b. Peregangan tangan
c. Perenganan pinggul
d. Peregangan kaki
Peregangan kaki sangat penting, hal ini untuk menghindari terjadinya kaki kram.
2. 2 Mengapung di air dengan posisi telentang (wajah menghadap ke atas)
Mengapung di air dengan posisi tidur telentang ini sangat mudah dilakukan ..bahkan oleh orang yang tidak bisa berenang sama sekali.
Caranya:
a. rebahkan badan ke belakang
b. lepaskan pijakan kaki dari lantai secara perlahan
c. kepala ditarik agak ke belakang (posisi kedua telinga masuk ke dalam air)
d. gerakkan kaki secara perlahan agar kaki terus mengapung dan tidak tenggelam (gerakan kaki bebas, boleh gaya bebas, gaya dada atau gaya Anda sendiri :)

Catatan
Kesalahan yang sering terjadi adalah kepala kurang ditarik ke belakang, sehingga mulut dan hidung malah akan terendam dan kemasukan air. Juga ini akan membuat kaki tidak akan mengapung.
Jadi jangan sungkan untuk menarik kepala lebih ke belakang.

Posisi kepala di sini agak berbeda dengan renang gaya punggung. Untuk renang gaya punggung dagu didekatkan ke dada. Sedangkan mengapung santai di air ini, kepala agak ditarik ke belakang sehingga dagu malah agak menjauh dari dada.
2.3Mengapung di air dengan posisi badan tegak (kepala di atas)
Di daerah saya orang-orang menyebut eng-gak. Bahasa Indonesianya sepertinya nggak ada. Kalau saudara saya bilang doggy style, soalnya seperti anjing atau kucing yang berenang ..hehehe :)
Ternyata masih banyak orang yang sudah bisa berenang, tetapi tetap takut dengan kolam renang yang dalam. Nah, dengan eng-gak ini, maka kita tidak perlu takut lagi.
Dengan Eng-gak ini, maka kita bisa berhenti berenang di tengah-tengah kolam renang yang dalam, misalnya karena bertabrakan dengan orang lain.
Caranya:
a. posisi tubuh seperti orang yang berdiri di atas air
b. gerakkan kaki seperti gaya dada (gaya katak/kodok)
c. gerakkan kedua tangan secara bersama-sama naik turun
Lakukan gerakan b dan c secara bersama-sama.

Catatan
Mungkin pada awalnya Anda agak mengalami kesulitan karena kepala akan timbul – tenggelam. Tidak apa-apa, teruslah berlatih sampai tangan dan kaki terbiasa . Setelah beberapa hari berlatih, maka tangan & kaki Anda akan terbiasa dengan gerakan tersebut dan Anda akan bisa bertahan cukup lama dengan gerakan tersebut.
Belajarlah di kolam yang tidak dalam lebih dahulu.
Setelah bisa mempertahankan gerakan ini cukup lama dan bisa mengambang dengan kepala tetap di atas, maka Anda mulai bisa mencobanya ke kolam yang lebih dalam.

2. 4 Menyelam
Menyelam bisa dilakukan dengan bantuan kaki katak maupun tanpa bantuan apa pun.
Gerakan kaki :
a. dengan kaki katak, menggunakan gerakan kaki gaya bebas.
b. tanpa kaki katak, menggunakan gerakan kaki gaya dada/katak.

Gerakan tangan:
Baik menggunakan kaki katak maupun tidak, gerakan tangannya sama ..yaitu dengan gerakan tangan seperti gaya dada/katak, tetapi tangan sepenuhnya ditarik ke samping kanan dan kiri sejauh mungkin ke belakang (tidak ke bawah)

Catatan:
Ketika menyelam, kita harus tetap tenang dan santai. Juga jangan terlalu memaksakan diri ketika menahan nafas.
Untuk penyelaman di dasar laut, ada peralatan dan teknik khusus lain yang harus Anda pelajari sebelumnya.



2.5 Gaya dalam renang
2.5.1 Gaya dada
Perenang meletakkan kaki dan tangan didalam air. kedua tangan digerakkan bersama-sama dengan gerakan melingkar, dan merentang keluar kedepan perenang kemudian diteruskan ke-air dan kembali ke bawah dagu. Dan pada waktu yang sama, perenang itu menendang dengan kaki mereka seperti kodok.
2.5.2 Gaya bebas
Gaya bebas adalah gaya yang paling cepat. Didalam gaya bebas, satu tangan melewati kepala perenang itu dan yang lainnya mendorong melalui air. Pada waktu bersamaan, kaki perenang bergerak keatas dan kebawah dengan cepat.
2.5.3 Gaya punggung
Perenang harus tetap berada pada posisi membelakangi air setiap saat, kecuali ketika memutar. kaki bertindak seperti gaya bebas. Tangan bergerak satu persatu secara beraturan dengan gerakan melingkar melewati kepala perenang tersebut dan kemudian diteruskan keair.
2.5.4 Gaya kupu-kupu
Gaya kupu-kupu adalah gaya yang paling susah dikuasai. Perenang mengayunkan tangannya melewati atas air dan kemudian tarik kebawah melalui air. Pada waktu bersamaan, perenang tersebut perlu menggerakkan kaki mereka seperti tendangan lumba-lumba, menyamai kedua kaki untuk bergerak naik dan turun bersama-sama.








BAB III
ISI

3.1 Gaya Dada
Merupakan gaya yang paling mudah dan paling cepat untuk dipelajari. Tapi dalam segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya yang paling lambat.
1. Gerakan kaki
a. Kaki ditekuk (dengkul dibengkokkan/ditekuk)
b. Kemudian tendangkan/luruskan kaki dengan posisi kedua kaki terbuka (kaki kiri dan kaki kanan saling berjauhan)
c. Masih dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ..ini akan menambah daya dorong)
Ulangi langkah a – c di atas

Jadi urutan gerakan kaki gaya dada ini :
1) tekuk, tendang, rapatkan,
2) tekuk, tendang, rapatkan,
dan seterusnya.

2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan saling bertemu & menempel)
b. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah)
c. Luruskan tangan kembali.
Ulangi langkah a – c di atas

Jadi urutan gerakan tangan gaya dada ini :
1) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,
2) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,
dan seterusnya.




3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
- Gerakan tangan dan kaki dilakukan bergantian.
- Pengambilan nafas dilakukan ketika gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, kemudian kepala mendongak ke atas sambil mengambil nafas

Tips :
1) Ketika mulai belajar tangan berpegangan pada pinggir kolam, kemudian gerakkan kaki seperti di atas. Lakukan sampai lancar
2) Kemudian Anda bisa meminta seorang teman untuk memegangi tangan Anda, sehingga Anda bisa menyeberangi kolam dengan menggerakkan kaki dan tangan tetap dipegangi teman Anda. Untuk anak-anak, orang tua / pelatih renang bisa melakukan ini.

Nb.
Kaki seringkali tidak mengapung di permukaan air, melainkan terlalu ke bawah ..hal ini dikarenakan kepala tidak masuk ke dalam air.
Oleh karena itu saat berlatih kaki ini sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk berlatih gerakan kepala untuk mengambil nafas nantinya. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan kepala ke dalam air selama belajar gerakan kaki dan menaikkan kepala hanya bila mau mengambil nafas.

3) Setelah lancar, maka sekarang kita agak ke tengah kolam. Kemudian kita mengapungkan badan (seperti posisi meluncur) dan gerakkan kaki gaya dada seperti di atas sampai ke pinggir kolam. Lakukan sampai lancar

4) Setelah itu sekarang mulai belajar menggerakkan tangan. Lakukan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru gerakkan tangan gaya dada seperti di atas. Begitu seterusnya, lakukan sampai lancar.

5) Setelah cukup lancar, maka mulailah belajar mengambil nafas. Ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas. Lakukan sampai lancar

6) Kemudian berlatihlah lebih ke tengah dan berenang untuk mencapai pinggir kolam. Lakukan terus sampai bisa selebar kolam renang.

Setelah lancar, mulailah perbaiki gaya renang gaya dada Anda. Gerakan kaki dan tangan bergantian yaitu 1 kali gerakan kaki, 1 kali gerakan tangan dan ambil nafas.
Gerakan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal ini akan memberikan dorongan yang lebih kuat sekaligus memudahkan pengambilan nafas).
3.2 Gaya Bebas
1. Gerakan kaki
Gerakkan kaki ke atas dan ke bawah secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan kaki), tetapi antara kaki dan paha dengan posisi lurus atau dengkul tidak boleh ditekuk. Gerakan ini dilakukan terus menerus.

Perhatikan:
Selama melakukan gerakan ini, kaki dan paha harus selalu dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk. Jadi yang bergerak bukan lutut/kaki, melainkan pangkal paha/pinggul
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan agak berdekatan, tetapi tidak perlu menempel)
b. Kemudian tarik tangan kiri ke bawah, terus ditarik sampai ke belakang.
c. Kemudian angkat tangan kiri keluar dari permukaan air dan ayunkan tangan kiri tersebut sejauh mungkin ke depan (ketika tangan di atas permukaan air, siku tangan kiri agak ditekuk di dekat telinga. Kemudian diluruskan kembali dan diayunkan sejauh mungkin ke depan masuk ke permukaan air).
d. Pada waktu tangan kiri diangkat keluar dari permukaan air, langsung gerakkan dan tarik tangan kanan ke bawah sampai ke belakang -sama dengan gerakan tangan kiri pada langkah b-.
e. Kemudian angkat tangan kanan keluar dari permukaan air dan ayunkan tangan kanan tersebut sejauh mungkin ke depan (ketika tangan di atas permukaan air, siku tangan kanan agak ditekuk di dekat telinga. Kemudian diluruskan kembali dan diayunkan sejauh mungkin ke depan masuk ke permukaan air)-sama dengan gerakan tangan kiri pada langkah c-.
Ulangi langkah b – e di atas
Jadi urutan gerakan tangan gaya bebas :
Posisi Awal Kedua tangan lurus ke depan
- tarik tangan kiri mengayuh ke bawah sampai ke belakang
- setelah tangan kiri selesai mengayuh sampai ke belakang, angkat tangan kiri tersebut ke atas permukaan air dan ayunkan tangan kiri sejauh mungkin ke depan
- tarik tangan kanan mengayuh ke bawah sampai ke belakang
- setelah tangan kanan selesai mengayuh sampai ke belakang, angkat tangan ke atas permukaan air dan ayunkan tangan kanan sejauh mungkin ke depan
- begitu seterusnya

Perhatikan
Tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian. Ketika tangan kiri selesai mengayuh dan mulai diangkat keluar dari dalam air, tangan kanan langsung masuk ke dalam air dan mengayuh ke belakang, begitu seterusnya.

3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas.
Pengambilan nafas dilakukan ketika tangan kiri sedang diayunkan ke depan untuk masuk kembali ke dalam air, sedangkan tangan kanan akan naik ke permukaan air. Pada saat itulah, gerakkan kepala ke kanan untuk ambil nafas.
Begitu juga bila Anda lebih suka bernafas ke kiri, yaitu dilakukan ketika tangan kanan sedang diayunkan ke depan untuk masuk kembali ke dalam air dan tangan kiri akan naik ke permukaan air.
Ketika mengambil nafas, kepala jangan diangkat ke atas, melainkan hanya menoleh ke samping kanan (atau boleh juga ke kiri ...pilih salah satu yang menurut Anda lebih nyaman)

Tips :
1) Kaki terus bergerak (tidak boleh berhenti), walau ketika sedang mengambil nafas.
2) Tangan kanan dan kiri bergerak terus secara bergantian (tanpa jeda /istirahat).
3) Posisi telapak tangan agak menghadap ke luar ketika akan menyentuh permukaan air. Jadi seolah-olah ujung ibu jari tangan yang menyentuh permukaan air lebih dulu.
4) Ketika kepala menoleh ke kanan (atau ke kiri) untuk mengambil nafas, kemudian langsung secepatnya gerakkan kembali kepala ke dalam air. Jangan menunggu gerakan tangan kanan (tangan kiri) selesai.
5) Agar gaya bebas ini bisa lebih cepat dan gerakannya lebih stabil, pengambilan nafas dilakukan setelah 2 - 3 set gerakan tangan. Jadi jangan sekali gerakan tangan langsung mengambil nafas.
3.3 Gaya Punggung
Merupakan gaya yang paling berbeda dengan yang lainnya karena kita dengan posisi wajah menghadap ke atas, sehingga kita tidak bisa melihat ke depan.
1. Gerakan kaki
a. Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan /seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas)
b. Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang Anda tidak melenceng/berbelok

2. Gerakan tangan
a. Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
b. Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
c. Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
d. Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya

Jadi tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian, ketika tangan kiri keluar dari dalam air, tangan kanan masuk ke dalam air, begitu seterusnya.

3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas.
Dengan gaya ini, tidak akan ada masalah kesulitan dalam pengambilan nafas karena wajah kita berada di atas air.
Mungkin yang jadi masalah adalah apakah kita sudah sampai ujung kolam atau belum, karena kita tidak bisa melihatnya (mata kita menghadap ke atas). Hal ini bisa diatasi dengan menghitung gerakan tangan.

Tips :
1) Posisi kaki jangan terlalu di permukaan air, melainkan agak ke dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan ..juga memudahkan kepala tetap berada di atas)
2) Kaki terus bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang kita tidak melenceng/berbelok).
3) Telapak kaki agak diluruskan sedemikian rupa sehingga menjadi lurus / sejajar dengan tulang kaki
4) Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.
5) Dagu agak didekatkan ke dada, hal ini akan membantu kecepatan dalam berenang.
6) Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak tangan yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil tahanan dari air)
3.4 Gaya Kupu-Kupu
Merupakan gaya yang paling sukar dan membutuhkan waktu untuk dipelajari.

1. Gerakan kaki
a. Posisi awal, kaki dan paha dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk. Juga kedua telapak kaki dalam posisi agak berdekatan (agak rapat) satu sama lainnya.
b. Kemudian gerakkan kedua kaki secara bersamaan sedikit ke atas permukaan air
c. Kemudian jatuhkan ke dua kaki secara bersamaan ke bawah, sehingga memunculkan dorongan ke depan. Dan pinggul akan terdorong dan naik ke depan.
Ulangi langkah b – c di atas

Perhatikan:
Selama melakukan gerakan ini, kaki dan paha harus selalu dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk.
Kedua telapak kaki dalam posisi agak berdekatan (agak rapat) satu sama lainnya.
Juga pinggul/pantat agak bergerak ke atas, sehingga akan memberikan gaya dorong ke depan yang lebih besar. Jadi kekuatan sebenarnya adalah di gerakan pinggul, bukan di kaki
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan berdekatan, tapi tidak perlu menempel satu dengan yang lainnya)
b. Kemudian tarik kedua tangan ke bawah secara bersamaan. Terus tarik sampai ke belakang.
c. Kemudian angkat kedua tangan secara bersamaan keluar dari permukaan air dan ayunkan kembali depan
Ulangi langkah a – c di atas

Perhatikan:
Ketika menjatuhkan tangan ke air, maka seolah-olah ibu jari menyentuh permukaan air lebih dulu (telapak tangan agak menghadap ke luar)

3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Gerakkan kaki seperti pada point 1 di atas. Kemudian gerakkan kedua tangan ke bawah secara bersamaan. Pada waktu gerakan tangan ke bawah inilah saat kita sedikit menaikkan kepala ke atas untuk mengambil nafas.
Gerakan kaki dan tangan dilakukan bergantian.

Tips :
1) Awalnya mungkin Anda hanya kuat 1/2 lebar kolam ..teruskan berlatih. Jangan khawatir karena memang gaya ini yang paling berat. Semakin sering Anda berlatih, maka Anda akan semakin bisa
Bila dirasa terlalu berat, Anda bisa memulai belajar dengan melakukan 2 set gerakan kaki, baru kemudian diikuti 1 set gerakan tangan.

2) Setelah cukup lancar, maka mulai perbaikilah gaya ini dengan memperbaiki start awal gaya kupu. Kepala ditekuk agak ke bawah (dagu agak menempel ke dada) dan gerakkan pinggul lebih dulu, sehingga kaki terangkat dan lecutkan/tendangkan kaki dengan posisi lurus sejauh mungkin ke belakang. Gerakan kaki jangan dilakukan dilakukan secara berlebihan. Setelah itu baru gerakkan tangan.
Berikutnya, gerakan kaki selalu dimulai dari pinggul. Untuk membantu gerakan pinggul agak naik ke atas, kepala bisa ditekuk ke bawah (dagu agak ditempelkan ke dada).

3) Posisikan tubuh selalu di permukaan air, jangan terlalu dalam.

4) Agar lebih cepat dan gerakan lebih stabil, lakukan 2 - 3 set gerakan kaki dan tangan baru kemudian menaikkan kepala untuk mengambil nafas.

5) Kesempatan kepala untuk naik ke atas permukaan air sangatlah sedikit dan sebentar (tidak seperti gaya dada), karena itu manfaatkanlah sebaik mungkin.

6) Ketika kepala sedang tidak ke atas permukaan air untuk bernafas, pastikan posisi dagu agak menempel ke dada. Ini akan menambah daya luncur gaya kupu menjadi lebih kuat.

7) Seringkali sewaktu tangan berada di dalam air, gerakan tangan membentuk seperti huruf S. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan yang lebih kuat ke depan. Tetapi ada juga pelatih yang mengajarkan gerakan tangan biasa saja, sehingga gerakan tangan bisa lebih cepat dan kuantitas gerakan tangannya lebih banyak. Ini terserah Anda!


BAB IV
PENUTUP

4.1 kesimpulan
Dalam renang terdapat empat gaya, yaitu :
• Gaya Dada
• Gaya Bebas
• Gaya punggung
• Gaya kupu-kupu
Dimana tiap gaya memiliki gerakan khas yang harus dikuasai dasar-dasarnya.

Paper Oseanografi biologi.

BAB I
PENDAHULUAN

Kalau mendengar kata rumput laut bayangan kita akan mengarah ke suatu bentuk tumbuhan seperti rumput yang ada di laut. Gambaran tersebut sesungguhnya sama sekali salah dan tidak saling berhubungan. Rumput laut adalah tumbuhan yang tidak dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun. Semua bagian tumbuhannya disebut THALLUS. Karena bentuknya seperti rumput terutama yang berukuran besar dan hidupnya di laut, maka orang awam terutama kaum usahawan menyebutnya rumput laut.
Di kalangan ilmuwan rumput laut dikenal dengan nama ALGAE.Studi pemanfaatan rumput laut telah dilaksanakan di Indaonesia.Misalnya Pemanfaatan rumput laut terutama untuk bahan obat-obatan bagi manusia bukanlah barang yang baru. Namun beberapa penemuan dari para peneliti dalam tahun-tahun akhir ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Pemanfaatan rumput laut bagi dunia pengobatan pertama kali dikenal di daratan Cina sekitar tahun 2700 BC (sebelum masehi). Kemudian bangsa Jepang, Filipina dan Asia Tenggara termasuk Indonesia mengenal rumput laut tidak sekedar sebagai salah satu sumber bahan makanan, namun menggunakan rumput laut sebagai bahan obat-obatan tradisional
Dalam bahasa inggrisnya biasa disebut dengan seawead bukan seagrass (seagrass adalah lamun). Seawead atau yang kita sebut sebagai rumput laut memiliki beberapa kalas yang harus kita pahami, sehingga memudahkan dalam identifikasi di lapangan dan setiap spesies memiliki beberapa ciri morfologi yang harus kita ketahui.

Di kalangan ilmuwan rumput laut dikenal dengan nama ALGAE dan berdasarkan ukurannya dibedakan dua golongan yaitu MIKRO-ALGAE dan MAKRO-ALGAE. Kedua kelompok algae tersebut sebagian besar hidup di laut. Mereka yang hidup di laut ada yang melekat di dasar laut atau melayang-layang mengikuti gerakan arus laut. Kelompok tumbuhan ini mempunyai peranan yang sangat besar di lingkungan laut, karena hanya merekalah yang dapat menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh semua penghuni laut. Nah marilah kita satukan persepsi kita, bahwa dalam tulisan ini kita gunakan istilah rumput laut sebagai keterangan dari algae yang hidup di laut. Sehingga bayangan kita akan sama bila menyebut rumput laut. “.(http://www.Iptek.net.Id/varitek/Budidaya-perikanan-idx.php?doc=3a3)
Pemanfaatan rumput laut terutama untuk bahan obat-obatan bagi manusia bukanlah barang yang baru. Namun beberapa penemuan dari para peneliti dalam tahun-tahun akhir ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Pemanfaatan rumput laut bagi dunia pengobatan pertama kali dikenal di daratan Cina sekitar tahun 2700 BC (sebelum masehi). Kemudian bangsa Jepang, Filipina dan Asia Tenggara termasuk Indonesia mengenal rumput laut tidak sekedar sebagai salah satu sumber bahan makanan, namun menggunakan rumput laut sebagai bahan obat-obatan tradisional. “.(http://www.Iptek.net.Id/varitek/Budidaya-perikanan-idx.php?doc=3a3)
Selama tahun 1700-an orang mulai mengenal soda dan potasium yang dihasilkan dari rumput laut yang disebut KELP. Jenis rumput laut ini juga sebagai bahan mentah penting penghasil Yodium. Phykokoloid terutama agar dikenal orang beberapa dekade yang lalu. Jepang pada tahun 1662 sampai menjelang PD I memonopoli produksi agar ini.
“.(http://www.Iptek.net.Id/varitek/Budidaya-perikanan-idx.php?doc=3a3)
Sebelum para ilmuwan memusatkan perhatian pada penelitian tentang penggunaan rumput laut dibidang farmasi, masyarakat yang tinggal di sekitar pantai telah lama mengenal rumput laut sebagai bahan obat-obatan tradisional untuk mengobati penyakit gondok, penyakit ginjal, anthelmintic, catarrch dll. Dan akhir-akhir ini telah ditemukan pemanfaatan phykokoloid selain agar yang sangat berguna bagi dunia farmasi. Dan jenis-jenis tersebut terkandung banyak dalam berbagai jenis rumput laut. Rumput laut tersebut tergolong dalam kelompok :
* Rumput Laut Merah
* Rumput Laut Coklat
* Rumput Laut Hijau
Penggolongan rumput laut kedalam ketiga golongan tersebut didasarkan pada perbedaan kandungan pigmen dari masing-masing kelompok.Ketiga rumput laut di atas telah di manfaatkan bagi dunia farmasi ditemukan oleh para peneliti, maka banyak rumput laut yang dikenal dalam dunia pengobatan dan hal ini menambah wawasan dalam dunia pengobatan tradisional yaitu rumput laut coklat. “.(http://www.Iptek.net.Id/varitek/Budidaya-perikanan-idx.php?doc=3a3)
Rumput Laut Coklat
Hampir semua alga coklat hidup di laut,hanya sedikit yang hidup di air tawar.Alga coklat merupakan kelompok alga terbesar ukurannya di antara kelompok-kelompok alga laut. Kelas alga ini mempunyai bentuk dan ukuran yang beranekaragam.Ada yang berupa tumbuh-tumbuhan bercabang berbentuk benang kecil halus (ectocarpus),ada yang berbentukrantai sosis yang kopong dan kasar dan panjangnya 30 cm atau lebih (scytosiphon),ada yang bertangkai pendek dan bertalus lebar (laminaria,costariadan alaria)ada yang bentuknya bercabang banyak (focus,agregia) dan dari pasifik terdapat alga beukuran raksasa dengan tangkai yang panjang daunnya seperti kulit yang panjang (macrocystis,nereocystis,pelagophycus).
Alga coklat ada yang membentuk padang ganggang (kelp bed) di laut lepas.dilihat dari bentuknya,alga coklat adalah yang termaju diantar semua tumbuhan thalus.
(Romimohtarto,1988)
Daur hidup alga coklat ini mencakup berbagai tipe pergantian generasi.dalam kelompok alga coklat,fucales(focus dan sargasum),tumbuh-tumbuhan utamanya adalah sporofit,didalam irbuan koseptakel berbentuk cawan yang sangat kecilyang membentuk kantug udara,gamet membentuk spora.Mereka bersatu setelah disebarkan bebas di air.Jadi pergantian generasi haya nyata secara sitologik.Menarik unutk dicatat bahwa pmijahan focus seirama dengan pasut,trjadinya pada saat air surut, yakni setelah alga muncul di atas air.
(Romimohtartu,1988).
Alga coklat berkembang dengan baik di perairan dingin, karenanya alga ini khas daerah pantai berbatu di daerah lintang tinggi.Sedangkan sargasum dan alga lain dari ordo fucales merupakan alga dari perairan tropik dan subtropik.Beberapa jenis atau varietas dari sargasum terdapat dalam jumlah besar di laut Sargasso.alga di laut ini berasal dari daerah pantai.saat mereka terpatah dari induknya, mereka hanyut ke laut lepas dan berkembang disana.Mereka terus mengapung dengan bantuan kantung udara dan tumbuh secara vegetatif,perkembangbiakan secara fragmentasi,tetapi tidak membentuk “fruiting body”.Massa sargasum mengaung ini membentuk lingkungan yang khas dengan asosiasi-asosiasi,termauk asosiasi dengan alga lain dan hewan-hewan yang mempunyai lingkungan hidup di daerah litoral.
(Romimohtarto,1992)
Alga merah
Hampir semua alga merah adalah tumbuh-tumbuhan laut.diantara kelompok alga laut,alga meah sangat mencolok dalam hal warna.beberapa diantara nya bercahaya.banyak dari jenis-jenis yang kecil sekali ukurannya merupakan benda-benda mikroskopik yang indah.Pigmen-pigmen dari kromatofor terdiri dari klorofil,santofil,karotin,sedikit fikoeritrin dan kadang-kadang fikosianin.warna-warni tumbuhan ini berkaitan dengan kemampuan mensintesis secara efisien pada cahaya yang redup pada perairan yang jeluk.
(Romimohtarto,1988)
Daur hidup beberpa jenis alga merah sangat majemuk.pada bentuk-bentuk yang lebih tinggi tingkatannya tirade pergantian generasi secara morfologik yang teratur. Salah satu yan menarik dari perkembangbiakan alga merah ini adalah sama sekali tiadanya spora atau gamet berenang yang berbulu getar atau bercambuk.Hal ini membuat penyebaran dan pertemuan intim antara sel-sel perkembangbiakan tergantung pada arus,dan karenanya semua tergantung dari faktor kesempatan atau keberuntungan.
Alga merah luas sebarannya,tetapi terbanyak di daerah beriklim sedang.Sebaran menegaknya menunukan alga ini menginginkan cahaya yang redup.beberapa alga merah terdapat di mintakat pasut,tetapi pertubuhan yang subur terdapat di mintakat bawah pasut.dilaut mediterania dapat dijumpai pada kedalaman 130 m. Diperiran tropik,alga umumnya terdapat di daerah bawah litoral yang mana cahaya sangat berkurang.Di Indonesia terdapat 17 marg a terdiri dari 34 jenis.Alga ini mempunyai nilai ekonomi dan diperdagangkan yang di kelompokan sebagai komoditi rumput laut.
(Romimohtarto,1988)
a. Chlorophyceae (Alga hijau)
Chlorophyceae merupakan kelompok alga yang berwarna hijau rumput. Sel-selnya mengandung satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri dari klorofol a dan b yan jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh : Caulerpa sp. Codium sp, Halimeda sp.
(Soenardjo,2001)
Algae kelas ini juga mempunyai bentuk yang sangat beragam, tetapi bentuk umum yang dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran.
(Romimohtarto,2001)
Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu.
(Romimohtarto,2001)
Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gamet. Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat.
(Romimohtarto,2001)
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat berlimpah di perairan hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan bentuknya kerdil.
(Romimohtarto,2001)








BAB II
PEMBAHASAN

Akhir-akhir ini banyak industri memproduksi berbagai bahan yang bahan mentahnya berasal dari rumput laut. Produk industri terpenting dari rumput laut adalah phycocolloid dari Rumput Laut Merah dan Rumput Laut Coklat. Phycocolloid dari kedua kelompok rumput laut tersebut sangat dibutuhkan industri sebagai larutan emulsi, gelling, stabilisator, suspensi dan bahan pembeku/perekat.
Istilah "Phycocolloid" telah didifinisikan pertama kali oleh Tseng sebagai polisakarida yang kompleks dari Rumput laut Merah dan Rumput laut Coklat, yang membentuk sistem colloidal ketika dilarutkan dalam air. Bentuk water-soluble-polysaccharida merupakan bagian utama dari polisakarida pada Rumput laut. Kemudian istilah Polisakarida berkembang menjadi lebih spesifik dalam berbagai bidang ilmu. Percival dan Mc-Dowell mendiskripsikan lebih detail polisakarida dari Rumput laut secara kimiawi dan enzimologi.
Polisakarida yang utama dan penting dari golongan Rumput laut Merah adalah Agar dan Karagenan. Kedua polisakarida ini banyak dimanfaatkan di berbagai bidang industri. Oleh karena itu mereka mempunyai nilai secara ekonomis cukup tinggi. Dan permintaan dunia akan kedua polisakarida tersebut dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
Berikut beberapa contoh pemanfaatan Rumput Laut :
Agar.
Dari berbagai jenis Rumput laut Merah, hanya beberapa jenis saja yang bernilai ekonomis tinggi, karena dapat menghasilkan agar. Jenis-jenis tersebut adalah :
• Acanthopeltis japonica, terdapat di daerah pantai Asia Timur.
• Ahnfeltia plicata, terdapat di pantai Laut White, Sakhalin, Pulau-pulau di Korea dan Jepang.
• Gelidium amansii, terdapat di pantai perairan Jepang, Korea dan Cina, kandungan phycocolloidnya 25-30 % dari berat keringnya.
• Gelidium cartilagineum, terdapat di Pantai California, Mexico dan Afrika Selatan, kandungan Phycocolloidnya 40-45% dariberat keringnya.
• Gelidium corneum, terdapat di pantai Atlantis dari Spanyol, Portugis dan Maroko.
• Gelidium coulteri , banyak digunakan di USA
• Gelidium japonicum, terdapat di perairan Jepang dan Korea.
• Gelidium lingulatum, banyak dijumpai di Chili, kandungan phycocolloidnya 18-23 %.
• Geldium nudifrons, banyak digunakan di USA.
• Gelidium pacificum, banyak dijumpai di perairan Jepang.
• Gelidium spinulosum, banyak di perairan Maroko, ± kandungan Phycocolloidnya 33 % dari berat keringnya.
• Gelidium pusillum, dari pantai Saurashtra (India) dapat dipertimbangkan sebagai sumber produksi agar juga. Penelitiannya sudah dilakukan dan hasil kandungan agarnya 24 %.
• Gelidium robustum mensuplai dalam jumlah terbesar untuk bahan mentah produksi agar di USA. Penelitian tentang manajemen sumberdayanya dan faktor ekloginya telah banyak dilakukan. Rumput laut ini banyak ditemukan dari Central California hingga Central Baja California.
• Gelidium floridanum, species Gracilaria terutama Gracilaria debilis, Pterocladia capillacea banyak ditemukan di perairan Brasilia. Species Gelidium dan agarophyte lainnya banyak dibudidayakan terutama di perairan Jepang.
Gracilaria.
Yang terpenting dari l00 species lebih pada Gracilaria adalah G. confervoides (terdapat di pantai laut Hindia, Asia Timur dan Amerika) dan G. lichenoides (pantai laut Hindia). Pada jenis ini dan beberapa species Gracilaria lainnya telah diselidiki oleh beberapa ahli rumput laut. Jumlah kandungan phycoccoloid nampak tergantung pada pengaruh faktor lingkungannya, waktu pemanenan, dll. Fenomena tsb membedakan antara 15 dan 30 % dari berat keringnya. Sebagai contoh; kandungan dan kualitas agar dari budidaya Gracilaria edulis di pantai India dilaporkan oleh Thomas dan Krishnamurty. Matsuhashi dan Hayashi melaporkan juga produksi agar dari G. foliifera yang dipanen di sepanjang pantai Florida barat. Perubahan musiman, kimiawi dan reproduksi pada G. foliifera dari New Hampshire juga telah diteliti. Pterocladia lucida digunakan orang untuk menghasilkan agar di wilayah Australia, Tasmania, New Zealand, Jepang. Begitu juga Pterocladia capillacea dapat diolah untuk menghasilkan agar.
Namun begitu dilain pihak hingga kini juga sedikit yang diketahui dan diteliti untuk menjamin basis bahan mentah agar tersebut. Artinya belum ada sebuah speciespun yang diyakini sebagai yang terbaik untuk menghasilkan bahan mentah agar. Bahan mentah agar tersebut sering dihasilkan bercampur dengan jenis rumput laut merah lainnya.
Hingga kini banyak negara yang telah mengolah Rumput laut Merah ini untuk menghasilkan agar, yaitu di kawasan Eropa (Portugal dan Spanyol), Afrika (Maroko), Asia (Jepang, India, Korea dan Rusia). Selain itu juga di USA dan Chile. Negara Chile merupakan negara penghasil utama agar.
Kata "Agar" dulunya sering disebut sebagai "agar-agar", yaitu sebuah ekstrak bentuk gel (baca Jelly) dari jenis Rumput laut merah tertentu, Agarophytes. Agaroid adalah ekstrak lainnya dari jenis Rumput laut Merah lainnya pula yang disebut agaroidophytes. Agaroidophytes ini berbentuk berbeda dengan agar dan lebih lunak dari pada gel. Penamaan "agar-agar" digunakan oleh penduduk asli dari kawasan Melayu dan sebetulnya ditujukan untuk istilah dari Eucheuma.
Variasi agar secara kimiawi dan fisik banyak sekali tergantung pada bahan mentahnya. Selby dan Selby melaporkan secara detail ttg bahan mentah, proses, tingkatan dan tipe spesifikasi, struktur, pemanfaatan dan penggunaan agar. Pada Simposium Internasional rumput laut 1965 di Halifax, Araki telah melaporkan juga ttg masalah polisakarida dari agarophyte. Pengujian agar telah menunjukkan bahwa suatu campuran yang terdiri dari agarose dan agaropektin dalam berbagai variasi proporsinya tergantung pada sumber bahan mentahnya.
Pada tahun 1971 di Sapporo-Jepang, Yaphe dan Duckworth merefisi hasil penelitian Araki pada analisis struktural dari agarose dan agaropektin dan hubungannya antara struktur dan pemanfaatan secara biologis pada agar. Young dkk juga melaporkan tentang enzymis hidrolisis dari agar dan pemanfaatan dari uji bakteri pada agarose. Niziwa dan Sasaki memaparkan dalam komposisi dinding sel dari algae, sebuah sinopsis dalam bentuk tabulasi tentang presentase komposisi dari agarose dan agaropektin dari beberapa Rumput laut Merah. Kandungannya berbeda antara satu jenis dengan jenis lainnya.
Pemanfaatan utama dari agar adalah "melting point "nya yang tinggi. Dalam dunia farmasi agar digunakan sebagai laxative untuk constipation yang kronis, sering dengan penambahan obat-obatan anthraquinone, sebagai motor obat serta sebagai substrat untuk kultur bakteris agar juga memainkan pernanan yang penting.Agar juga bekerja sebagai stabiliser untuk emulsi, constituent of ointment, lotion, dll. Hawkins dan O'Neill melaporkan bahwa granuloma akan muncul setelah diinjeksi dengan agar. Menurut Gerber dkk, agar dan juga karagenan melindungi embrio ayam melawan infeksi yang disebabkan virus influense B dan mump-virus. Satu hal yangmenarik di lapangan dari pemanfaatan agar ini adalah inokulasi dari Jagung pada budidaya Claviceps purpurea. Agar juga dimanfaatkan dalam dunia Kedokteran Gigi. Dalam pratikum di laboratorium agar dimanfaatkan secara optimal untuk beberapa penelitian. Agar juga dimanfaatkan dalam dunia tehnologi pangan dan industri.
Agarose.
Penggunaan agarose dalam Immunologi adalah yang sangat menarik sekali. Agarose gel telah membuktikan lebih banyak digunakan daripada agar gel yang tidak terfraksionasi, karena kandungan sulfat yang rendah dan sebab memberikan gel yang jernih. Guiseley melaporkan tentang viscometric determination dari agarose. Ahli Virologi dan Bakteriologi memerlukan produk agar dengan titik didih yang rendah.
Karagenan.
Bahan mentah yang terpenting untuk produksi Karagenan adalah carrageenate dan derivatnya (turunan) seperti Chondrus crispus dan berbagai macam species Gigartina, khususnya Gigartina stellata dan juga Eucheuma serta species Hypnea. Selain itu sumber bahan mentah lainnya adalah Chondrococcus hornemannii, Halymenia venusta, Laurencia papillosa, Sarconema filiforme dan Endocladia, Gelidium tertentu, Gymnogongrus, Rhodoglossum, Rissoella, Yatabella species dan Rumput laut Merah lainnya.
Chondrus.
Chondrus crispus sering ditemukan bercampur dengan Gigartina stellata. Kedua species tsb sebagian besar dipanen dan diproses bersama-sama dan dikenal dalam perdagangan sebagai "Carrageenan" atau "Irish Moss" . Chondrus crispus banyak ditemukan dalam berbagai bentuk.
Pada awal abad 19 bahan mentah karagenan diimport ke USA dari Eropa. Meskipun pada tahun 1835, rumput laut ini banyak melimpah diatas bebatuan di pantai dari Massachusetts hingga Newfoundland. Stoloff menyelediki bahan mentah ini secara komprehensif. MacFarlane telah mempublisikasikan sebuah sinopsis dari Chondrus crispus dengan detail sekali tentang rumput laut ynag penting ini dan Taylor telah menulis tentang biologi dan ekologi rumput laut ini.
Sementara itu pengetahuan lebih lanjut tentang rumput laut ini dikembangkan dengan pekerjaan secara khusus dengan keaslian dan pemanfaatan karagenan. Disamping kappa dan lamda karagenan juga terdapa beberapa fraksi karagenan lainnya.
Studi ekologis dalam hubungannya dengan potensi marikultur dari Chondrus crispus telah didiskusikan oleh Mathieson dan Tveter. Pemanfaatan derivasi gelling nampak dalam fase tetrasporfit dan gametofit. Fraksi non-gelling lamda-karagenan nampak dalam tanaman tetrasporofit. McCandless dan Craigie telah menyelidiki produksi karagenan, sedang Simpson dkk mengamati efek pH pada pertumbuhan dan produksi karagenan tersebut. Suatu metode pengembangbiakan di dalam tangki dengan air laut yang mengalir juga telah dikembangkan.
Species Chondrus lainnya seperti Chondrus canaliculatus dari pantai di Jepang dapat juga dikaitkan dengan bahan mentah dari karagenan.
Gigartina.
Gigartina adalah suatu genus yang banyak anggotanya (diperkirakan 90 species) dan sejumlah dari mereka dapat digunakan sebagai bahan mentah karagenan, sebagai contoh Gigartina stellata. Kandungan kappa-karagenan dapat dibandingkan dengan yang dari Chondrus crispus .
Gigartina acicularis, G. asperifolia, G. canaliculata, G. chamissoi, G. cristata, G. decipiens, G. pistillata, G. radula, G. serrata, G. skottsbergii, G. stiriata dan jenis lainnya mengandung karagenan juga.
Eucheuma.
Species Eucheuma nampak di area pantai Asia Tenggara dan pantai Afrika Timur. E. muricatum dikenal dalam perdagangan sebagai "Rumput laut Singapura", E. serra dan E. cottonii dijual dan dikenal sebagai "Rumput laut Zanzibar ".
"Eucheuman" diekstrak dari kedua kelompok rumput laut tersebut. Hasilnya dikenal sebagai agaroid. Bahan mentahnya sering digunakan sebagai bahan tambahan dari bahan mentah agar atau untuk produksi karagenan.
Pada suatu konteks penggunaan "eucheuman" terdapat kesalahan antara agar dan karagenan.Dalam penerapannya terutama kandungan media air dan "jelly" pada dunia obat-obatan, industri kosmetika dan teknologi pangan. Akhir-akhir ini sejumlah Eucheuma telah banyak diteliti agar supaya ditemukan bahan mentah baru karena peningkatan pasar akan karagenan. Cheyney dan Dawes melaporkan tentang studi ekologis dari Eucheuma disepanjang pantai Florida terutama Eucheuma nudum.
Lima buah bentuk karaganenan yang telah diketahui adalah kappa-, lambda-, my-, ypsilon- dan jota-karagenan. Bentuk-bentuk ini berbeda dalam tingkat kandungan sulfatnya dan rasio galaktosa terhadap 3,6-anhydrolactose, namun begitu juga berbeda pada pemantaannya secara fisik. Bentuk dari perairan Pasifik adalah E. cottonii, E. procrusteanum, E. serra, E. spinosum, E. striatum yang mengandung kappa-karagenan murni. Sedangkan E. odontophorum mengandung campuran dari kappa- dan jota-karagenan. Jenis E. uncinatum mengandung persilangan bentuk dari jota dan ypsilon-karagenan. E. gelidium, E. isiforme, E. nudum dari perairan Karabia mengandung sebuah bentuk "deviant" dari jota-karagenan.
Dawes dkk telah melaporkan tentang studi fisiologis dan bio-kimiawi pada jota-karagenan yang diproduksi Eucheuma uncinatum dari Teluk California. Ciri "khas" jota-karagenan dari rumput laut ini berbeda dari "deviant" jota-karagenan yang ditemukan dalam E. isiforme, E. nudum, E. gelidium dan E. acanthocladum yang berasal dari Florida dimana kandungan tingkat sulfatnya lebih rendah. Hasil kandungan karagenan dari species Eucheuma yang berasal dari Tanzania telah dideterminasi oleh Mshigeni dan Semesi.
E. spinosum mengandung kurang lebih 72,8 % dengan puncak absorpsi (pa) pada jota-karagenan. E. striatum kurang lebih 69 % dengan pa pada kappa-karagenan. E. platycladum kurang lebih 65 % dengan pa pada jota-karagenan. E. okamurai kurang lebih 58 % dengan pa pada kappa-karagenan dan E. speciosum f. mauritianum 54 % dengan pa pada jota-karagenan.
Beberapa species Eucheuma telah dibudidaya karena permintaan akan karagenan yang meningkat. Dalam tahun 1968 pada the 13th Session of the Indo-Pacific Fisheries Council permasalahan budidaya E. muricatum (=E. spinosum) dan E. edule telah dibahas. Percobaan pertama telah memberikan hasil yang nyata. Doty dan Alvares melaporkan tentang produktifitas budidaya Eucheuma. Hasil anhydrous bersih dari E. edule mengandung kurang lebih 50 % kappa-karagenan. Di Filipina terdapat kurang lebih 700 buah area budidaya rumput laut ini pada tahun 1973. Mereka mengekspor lebih dari 100 ton berat kering Eucheuma per bulan. Ricohermoso dan Deveau melaporkan bahwa sekarang terdapat lebih dari 1000 area budidaya Eucheuma di daerahini dan produksinya lebih dari 300 ton perbulan untuk pasar dunia. Sedangkan Doty dan Santos mengatakan tentang studi komparatif secara morfologi dan informasi kimiawi gel pada 14 species Eucheuma.
Hypnea.
Hasil ekstrak dari species Hypnea terutama Hypnea musciformis dikenal sebagai "hypnean" yang berbentuk gel yang paling stabil. Hal ini sering dipertimbangkan menjadi jenis khusus dari agar tetapi sangat kecil diketahui tentang struktur kimiawi dari agar tsb, kecuali yang mirip dengan karagenan yang mengandung fraksi kappa dan lambda. Akhir-akhir ini species Hypnea telah lebih diamati, sehingga sekarang rumput laut ini merupakan bahan mental utama untuk menghasilkan karagenan.
Studi tentang penyiapan dan pemanfaatan phycocolloid dari H. musciformis asal pantai Gujarat (India) telah dilakukan. Rama Rao dan Krishnamurty melaporkan pada waktu itu bahwa ditemukan hal yang sama dimana Hypnea dapat dijadikan sumber agar. Tetapi proses pembuatannya mesti dimodifikasi. Studi tentang siklus pertumbuhan dan kandungan phycocolloid (diperkirakan 24 %) dari H. musciformis juga telah dilakukan. Dari hasil penelitiannya dapat disarankan bahwa waktu panenan rumput laut ini sebaiknya dilakukan pada bulan Januari hingga Maret. H.musciformis asal Pantai Barat India telah diteleiti Rama Rao. Sedangkan variasi musiman pada kandungan phyococolloid telah dilaporkan oleh Rama Rao dan Krishamurthy.
Mollon mempublikasikan survey awal dari species Hypnea asal Senegal : H. musciformis, H. cervicornis dan H. ceramioides. Rumput laut ini adalah bahanmentah untuk phycocollloid yang mirip terhadap karagenan dari Chondrus crispus dengan fraksi kappa dan lambda. H. musciformis terdapat melimpah di sepanjang pantai Brasil. Oliviera Filho dan Mshigeni melaporkan studi perkembangan pada H. cervicornis dan H. chordacea serta kemungkinan budidaya dari Hypnea. Mereka mengatakan dalam pendahuluannya suatu perbaikan yang menarik dari permasalahan peningkatan permintaan industri akan karagenan sebagai gelling, stabiliser, pelarut atau pengelmusi dalam farmasi, industri pangan dan kosmetika modern.
Penelitian tentang perubahan musiman pada biomasa dari H. cervicornis, H. chordacea dan H. nidifica di Hawai telah dilakukan oleh Mshigeni. Pengetahuan tentang perubahan musiman adalah aspek penting untuk rumput laut berpotensi ekonomis guna memutuskan kapan panenan secara komersial dapat dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis. Rama Rao meneliti hal tersebut di kepulauan Selatan India untuk H. valentiae . Variasi musiman dalam kandungan phycocolloid telah diteliti Rama Rao dan Krishnamurty. Studi budidaya dari H. valentiae telah direalisasi oleh Mshigeni dan Lorri. Monograph tentang Hypnea ditulis oleh Mshigeni dan Mshigeni dan Mziray. H. cervicornis, H. nidifica, Chondrus crispus dan species Gymnogongrus yang banyak di Hawaii telah diteliti untuk kandungan karagenannya oleh Santos dan Doty. Dan akhir-akhir telah banyak penelitian dilakukan untuk mendapatkan karagenan.
Phycocolloid dari Chondrococcus hornemannii asal dari pantai Tanzania telah diteliti oleh Semesi dan Mshigeni. Kandungan karagenan diperkirakan 45 % dari berat keringnya terutama lambda-karagenan. Mshigeni juga meneliti struktur dinding sel dari rumput laut ini.
Phycocolloid dari Halymenia venusta yang tersebar di pantai Timur Afrika telah dipelajari oleh Semesi dan Mshigeni. Phycocolloid yang ditemukan mirip karagenan yang dekat dengan lambda- dari pada kappa-karagenan. Kandungan total karagenan adalah kurang lebih 60 % dari berat kering.
Genus Laurencia kelihatannya menarik juga sebagai sumber phycocolloid. Kandungan phycocolloid dari L. papilosa asal pantai Tanzania telah diamati. Hasilnya diperkirakan mengandung 33 % dengan kebanyakan lambda-karagenan. Sedangkan phycocolloid dari Sarconema filiforme asal Tanzania juga telah diamati oleh Semesi dan Mshigeni. Hasilnya diperkirakan mencapai 35 % dari berat keringnya. Phycocolloidnya menunjukkan sifat yang khas yaitu menyerap jota-karagenan.
USA adalah produsen terbesar karagenan, kemudian diikuti Canada. Perancis, Inggris dan Norwegia juga memproduski dan mengekspor karagenan.
Karagenan adalah ekstrak yang tidak berubah dari karagenofit. Carrageenate adalah garam tertentu dari asam karagenik. Karagenan adalah hidrokoloid yang mengandung sulfat tinggi. Susunan kimia, fraksinasi, dll dari karagenan telah diamati oleh banyak ahli. Stoloff memberikan kesimpulan dalam laporannya "Industrial Gums". Karagenan khususnya dari Chondrus crispus dan beberapa jenis Rumput laut Merah dapat dipisahkan mejadi 2 fraksi, yaitu yang diperkirakan mengandung 40 % kappa-karagenan dan lainnya kurang lebih mengandung 60 % lambda-karagenan. Kandungan sulfat dalam kappa-karagenan adalah 23-28 % dan lambda-karagenan adalah 24-33%. Menurut penelitian Springer dan Middendorf, fraksi kappa-karagenan berhubungan ekstrak dengan air panas dan lambda-karagenan berhubungan ektrak dengan air dingin.
Schmitt mendiskusikan rumus molekul dan pemanfaatan fisio-kimiawi dari karagenan dan kepentingannya terhadap praktek aplikasinya. Gel strength dan temperatur gelation dapat bervariasi antara batas yang kecil hingga sesuai tujuan untuk produk yang akan digunakan. Produknya diperoleh dalam berbagai tingkatan viscositas, kualitas gelating dan non-gelating.
Studi sintesis karagenan dan analisis biokimia dilaporkan oleh McCandless dan Richter, McCandless dan Craigie dan Wong. Studi lainya tentang karagenan didiskusikan di Bangor tahun 1974 dan juga Gordon-Mills dan McCandless melaporkan tentang kappa-dan lambda-karagenan di dalam dinding sel dari Chondrus crispus, serta Bowtle dan Anderson tentang deteksi dan determinasi karagenan dalam media biologi. Disamping kappa- dan lambda-karagenan fraksi selanjutnya dapat ditemukan, sebagai contoh jota- dan ypsilon-karagenan. Determinasi dari jota-karagenan dideskripsikan oleh Anderson dan Bowtle.
Karagenan sering kali digunakan dalam industri farmasi sebagai pengemulsi (sebagai contoh dalam emulsi minyak hati), sebagai larutan granulation dan pengikat (sebagai contoh tablet, elexier, sirup, dll). Jurnal menarik tentang aplikasi karagenan dalam terapi borok (sesuatu yang bernanah) telah dipublikasikan. Percobaan pada hewan dan penelitian terhadap pengaruh dekompisisi karagenan untuk gastrik bernanah yang akut dengan positif efek telah didiskripsikan oleh Anderson dan Soman. Distribusi berat molekul dari karagenan diteliti oleh Stanley dan Renn. Disebutkan bahwa depolimerisasi yang tinggi dari jota-karagenan digunakan sebagai obat dalam terapi gastrik yang bernanah, yang mungkin tidak mempunyai efek fisiologis sampingan.
Hawkins dan Leonard melaporkan tentang aktifitas antithrombosit dari karagenan dalam darah manusia. Schneider telah menyarankan pentingnya Chondrus sebagai penghasil karagenan untuk terapi penyakit dari pembuluh darah. Studi tentang karagenan juga telah dilaporkan oleh Tanaka dkk dengan penekanan pada reaksi pengikatan timah dan ion logam berat. Timah ditemukan menjadi salah satu logam loncatan yang sangat efektif oleh karagenan dan fucoidan. Paskins-Hurburt, Tanaka dan Skoryna juga mendiskusikan karagenan dengan pengikatan dari timah. Karagenan digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser, suspensi dan pelarut. Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion, pasta gigi, tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dll.
Selain itu ada beberapa kemungkinan dari aplikasi karagenan dalam industri teknologi pangan dan telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan masalah ini. Selain tehnik ynag berkualitas, karagenan itu juga digunakan dalam industri kulit, kertas, tekstil, dll.
Berikut tabel persebaran dan pemanfaatannya :
Nama
Rumput Laut Sebaran Manfaat
I. RHODOPHYCEAE
Acanthophora specifera Kep. Kangean, Lombok, Flores, Sumba, P.Alor Pickle (Acar), salad
Bostrychia radicans Barat dan Selatan Jawa, Lampung Selatan, P.Damar, Kep.Tanimbar Salad, sayuran sop dengan santan kelapa
Caloglosa leprieurii Solor, Alor, Wetar Salad, sayuran sop dll.
Caloglosa adnata Kep.Selatan Kalimantan, Alor, Wetar Sayuran sop dengan minyak kelapa sebagai vermifuges
Catenella nipae Kalsel, Kep. Aru, Utara Irian Jaya Salad, sayuran sop dengan minyak kelapa
Catenella impudica Utara Jawa, Madura, Kep. Kangean Sop sayuran dengan santan kelapa dan salad
Corallopsis salicomi Bali, Tel. Maumere, Kep. Solor, Kep. Riau, Kep. Tanimbar Salad, pickle, sayuran sop
Eucheuma edule Kep. Riau, Kep. Seribu, Madura, Kep. Kei, Kep. Tanimbar Pemanis agar, bahan dasar karaginan
Eucheuma gelatine P. Sumba, Alor, Kep. Kei, Kep. Tanimbar Pemanis agar, bahan dasar karaginan, bahan ganti goiter, batuk asma, bronchitis
Eucheuma horridum Kep. Kei, Tanimbar, P.Rote, Sumba Sayuran sop dan bahan dasar karaginan
Eucheuma Muricatum Kep. Riau, Kep. Bangka, Belitung, Kep. Seribu, Flores, Sumba, Kep. Tanimbar Pemanis agar, bahan asar karaginan
Eucheuma spinosum (E.denticulatum) Tersebar dan banyak dibudidayakan Bahan dasar iota-karaginan, pickle, sayuran sop, pemanis agar, salad dengan kelapa parut dan saus
Eucheuma cottonii (kapaphycus alvarezii) Tersebar dan banyak dibudidayakan Bahan dasar iota-karaginan, pickle, sayuran sop, pemanis agar, salad dengan kelapa parut dan saus
Gelidium amansii Kep. Alor, Kep. Tanimbar, Kep. Maluku Bahan dasar agar-agar, pemanis agar-agar dan obat sakit perut
Gelidium rigidum Tersebar Bahan baku agar, manisan agar-agar
Gelidium latifolium Bengkulu, Lampung, Selatan Jawa, Kep. NTT Bahan dasar agar-agar, pemanis agar-agar, obat sakit perut
Gracilaria confervoides Menyebar Bahan agar-agar, salad
Gracilaria crasaa Jawa Barat, Sulawesi Selatan Salad, sayuran sop
Gracilaria blodgetii Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok, Kep. Sumba Salad, sayuran sop
Gracilaria arcuata Jawa Barat, Lombok, Sumbawa, Sumba, P.Sawu Salad, sayuran sop
Gracilaria verucosa Sumbawa Barat, P. Sewu, sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Bahan agar-agar, pemanis agar-agar, bahan anti gangguan perut, gondok, penyakit kandungan kemih
Gracilaria euchenoides Lampung Selatan, Selatan Jawa, Sulawesi Tenggara, Maluku Selatan, Maluku Tenggara Bahan agar-agar, salad, sop sayuran, pemanis agar-agar, bahan anti sakit perut, gondok, obat penyakit kandung kemih
Gracilaria lichenoides Tersebar Bahan agar-agar, salad, pickle, pemanis agar-agar
Gracilaria gigas Tersebar Bahan agar-agar, salad, pickle, pemanis agar-agar
Gracilaria taenoides Kep. Riau, Belitung, Bangka, Lampung Bahan agar-agar, salad, pickle, pemanis agar-agar
Gelidiopsis filicina Barat dan Selatan Jawa, Lampung Selatan, Kep. Seribu Salad, sayuran sop, pickle, pemanis agar-agar dan fermivuges (obat cacing)
Halymenia durvilliae Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kep. Ambon, Seram, Irian, NTT, Lombok, Sumbawa, Halmahera Bahan pemanis agar-agar, salad, pickle
Hypnea cenomyce Kep. Riau, Kalimantan Selatan, Kep. Sulu Salad, Sayuran sop
Hypnea cervicomis Kep. Riau, Bali, Tawi -Tawi Pemanis agar-agar dengan santan kelapa, salad
Hypnea divacirata Kep. Riau, Timor, Kep. Maluku Salad, Sayuran sop dengan santan kelapa, pemanis agar-agar
Hypnea musciformis Menyebar Pemanis agar-agar
Laurencia obtusa P. Lingga, Kep. Riau, P. Bangka Salad, sayuran sop, bahan anti gangguan perut
Porphyra atropurpurae Halmahera, Kei Pemanis agar-agar dengan santan kelapa, sayuran sop, bahan anti gondok, obat saluran kencing, busung lapar
Rhodymenia palmata Menyebar Salad, sayuran sop
Sarcodia montagneana Riau, Lingga, Bangka, Selatan Jawa, Lombok, Flores, Timor, Ambon, Kep. Seram Sayuran sop, Salad, pickle
II. CHLOROPHYCEAE
Acetabularia mayor Jawa Barat, Kep. Seribu Bahan anti scrofula (penyakit kelenjar pencahar)
Caulerpa peltata Bangka, Kep. Seribu, Sulawesi Tenggara Sayur sop dengan santan kelapa, salad
Caulerpa racemosa laeferens Bali, Kai, Seram, Kep. Damar Salad, sayuran sop, pickle
Caulerpa racemosa plavifera Tersebar Salad, sayuran sop
Caulerpa racemosa unifera Kep. Riau, Sulawesi, Buru, Rote Salad, sayuran sop, pickle
Caulerpa serrulata Kalimantan Timur, Sulawesi, Timor, Maluku, Selatan Irian Salad, sayuran sop, pickle
Caulerpa sertularoides Menyebar Salad, sayuran sop, pickle
Caulerpa crasa Kep. Seribu, Lampung Selatan Salad, pemanis agar-agar
Caulerpa javanica Selatan Jawa, Kep. Seribu, Ambon, Seram Salad, sayuran sop, minyak kelapa
Codium tenue Sulu, Ambon, Halmahera Salad, sayuran sop, fermivuges
Codium tomentosumtenue Tersebar Salad, sayuran sop, fermivuges
Enteromorpha compressa Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Lombok, Sumba, Flores Salad, sayuran sop, obat penyakit gondok, batuk, asthma, anti pyretik, bronchitis, cairan penyegar
Enteromorpha intestinalis Utara Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Salad, sayuran sop, gondok, pencegah sengatan matahari
Enteromorpha prolifera Kep. Seribu, Lampung Selatan, Bali, Lombok, Flores Sayuran sop, anti pyretic, obat batuk
Ulva lactuca Sulawesi, Lombok, Sulu, Kei, Sumba, Banda, Solor, Jawa Barat, Lampung Selatan Salad, sayuran sop, anti pyretik, obat bisul, obat penyakit kantung kemih, untuk obat mimisan
III. PHAEOPHYCEAE
Dictyota apiculata Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Salad
Hydroclathrus clathratus Kalimantan, Jawa, Timor, Sumbawa Salad, pickle
Padina australis Kep. Riau, Lampung Selatan, Selatan Jawa, Sumbawa, Sumba, Ambon, Tanimbar, Kai, Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Lombok, Flores Sayuran sop, pemanis agar dengan santan kelapa
Sargassum aquifolium Tersebar Bahan alginat, sayuran sop, pemanis agar, bahan obat penyakit kantung kemih, gondok, kosmetik
Sargassum polycystum Tersebar Bahan alginat, sayuran sop, pemanis agar, bahan obat penyakit kantung kemih, gondok, kosmetik
Sargassum silqousum Selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kep. Aru, Kei, Tanimbar Bahan dasar alginat, pemanis agar-agar, salad, anti pyretik, pengobatan gondok
Turbinaria ornata Tersebar Salad, sayuran sop dengan santan kelapa
Turbinaria conoides Tersebar Salad, sayuran sop dengan santan kelapa

Sumber : ANGGADIREDJA et.al. (1996)


















BAB III
PENUTUP
Tulisan ini merupakan terjemahan bebas dari sebagian artikel dari buku yang berjudul Marine Algae in Pharmaceutical Science. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna, oleh karena itu bila ada kritik dan masukan yang membangun akan dengan senang hati penulis menerimanya. Semoga tulisan ini berguna bagi yang membutuhkannya.



















DAFTAR PUSTAKA

Bold.C.Harold and Wynne J.Michael.1985 . Introduction to the Algae. Second edition.
Heinz A.Hoppe, Tore Levring and Yukio Tanaka. 1979. Marine Algae in Pharmaceutical Science. Walter de Gruyter. Berlin. 1979.
Nybakken,J.W.1992.Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis.Gramedia : Jakarta
Rumimohtaro, Kasijan.1988 . Botani Laut.Gramedia . Jakarta

Wat semua yang membutuhkan

Sebelumnya blog ini akan saya isi dengan laporan praktikum,artikel ilmiah, paper ato tugas yang mungkin sayangg lklo ga dbgi2..
so slamat menikmati..